catatan si aya : pekat

secangkir kopiku masih hangat di meja tamu, setelah aku gagal menjumpaimu

ada sedikit kecewa menggantung di benak ini, ada apa ?

kemarin .....

ranah meja kerjaku kau hampiri, seperti biasa berbincang tentang tuhan yang pernah kita remehkan

berbuih-buih sumpah serapahmu memukul amarah mereka para pemasung pengeja intelektual....

kita hendak kemanakan dosa ini?

jika kau hanya menghibur diri dengan dunia amburadul ini! selorohmu tajam menyeka keringat ilusiku....

itu yang aku ingat selain kata-katamu tentang suku-suku peradaban imperial, hasil hasutan pemukul genderang perang ! dunia dari dulu tidak beradab ! sampai sekarangpun tata logika sudah sekarat !

kini....

awan pekat itu menggelar di ufuk kefanaan, ditingkah gerimis dan gelegar halilintar aku bersimpuh,....

aku dahaga pada orang-orang sepertimu, pada beliau-beliau yang dulu memberi jawaban pada kertas kehidupanku, dan yang membelalakkan mataku pada ritme kelam, pekat menghitam....

aku masih bersimpuh

aku tenggelam pada kenanganmu, mereka, dan semua yang sekarang sudah membisu di relung bumi

hanya nama-nama tertinggal di hamparan ingatku....

istirahatlah kawan, kembalilah darimana kau berasal

gerimis masih saja....

seperti dulu, kemarin, sekarang dan mungkin esok....

mendung menggantung....

....aku membayangkan menabur bunga dipusaramu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar