Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, Candi Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi.
Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas,
saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan
candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!
Desain Candi
Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam
pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar
melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar
di semua pelatarannya beberapa stupa.
Candi Borobudur didirikan
di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang
dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ±
123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah
datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.
Candi
Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang
dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi
dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak
1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.
Material Penyusun Candi
Inti
tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi
Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk
bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan
pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi.
Menurut
Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan
pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh
pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi.
Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai
yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.
Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan.
Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.
Misteri Cara Membangun Candi
Data
mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan falsafah
bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan
purbakala menulis mengenai keistimewaan candi ini.
Hasil
penelusuran data baik di buku maupun internet, tidak ada satupun yang
sedikit mengungkapkan mengenai misteri cara pembangunan candi.
Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok Edward Leedskalnin yang aneh dan misterius.
Dia mengatakan “Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia (Candi Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif.”
Edward adalah orang yang membangun Coral
Castle yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara
kerja dia untuk mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana
bangunan purba dibangun.
Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral
Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan
oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
Beda Coral Castle beda pula Candi Borobudur. Coral Castle masih menungkinkan menggunakan Block dan Tackle. Untuk Candi Borobudur rasanya block dan tackle pun masih belum ada. Lalu bagaimana sebenarnya cara membuat Candi ini?.
Candi ini lebih bernilai dan terkenal bukan pada misteri-misteri yang berserakan, tapi candi ini memiliki nilai design aristektur dan teknik sipil serta kemampuan manajemen proyek yang tinggi yang menunjukkan kemajuan pemikiran para pendahulu bangsa kita. Kita patut bangga!!!
Misteri yang belum terungkap berdasarkan informasi di atas. Saya coba mulai berfikir ulang terlepas dari misteri dengan mencoba menganalisis data-data yang ada
Candi ini lebih bernilai dan terkenal bukan pada misteri-misteri yang berserakan, tapi candi ini memiliki nilai design aristektur dan teknik sipil serta kemampuan manajemen proyek yang tinggi yang menunjukkan kemajuan pemikiran para pendahulu bangsa kita. Kita patut bangga!!!
Misteri yang belum terungkap berdasarkan informasi di atas. Saya coba mulai berfikir ulang terlepas dari misteri dengan mencoba menganalisis data-data yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar